Setelah kemarin aku sempat orgy party, hari ini aku
janjian dengan Om Diemaz. Kenalan ku dari friendster, orang bandung. Om
Diemaz lumayan terkenal di friendster, dia selalu ada di friendlist
cowok-cowok gay.
Orangnya tidak cakep, tapi mukanya yang sangar membuat dia seperti lelaki tulen, apalagi ditunjang dengan postur tubuh dia yang muscle. Semua orang akan ngiler melihat dadanya yang besar. Aku sudah lama kenal dengan Om Diemaz, tapi kita belum pernah sempet ketemu. Akhirnya liburan di Malang ku ini aku isi dengan wisata syahwat.
Taxi yang aku tumpangi meluncur dari arah Arjosari menuju sebuah hotel di bilangan Blimbing yang kemarin menjadi tempat orgy partyku kemarin. Aku sibuk sms dengan bang Diemaz, dia bilang langsung naik aja kelantai 8, kamar 803. sesampainya di hotel aku langsung mencari kamar Om Diemaz.
Aku mengetuk pintu, lalu seorang lelaki setengah tua membuka pintu, dia hanya mengenakan boxer putih super ketat dan mini menggunakan atasan t-shirt fit body. Kaos yang digunakan memperlihatkan lekuk badannya yang aduhai. Dada berbidang besar menyembul seperti dada atlet binaraga, sedangkan lengannya yang kekar membuat aku pengen dipeluk. “Hallow Rafael, masuk yuk”. Om Diemaz mempersilahkan aku masuk.
Setelah ngobrol kesana kemari, Om Diemaz bilang bahwa dia menunggu temennya yang akan diajak join ML juga. Namun aku sudah tak tahan lagi melihat tubuh kekar Om Diemaz. Tanganku mulai bergerilya, merogoh kontol Om Diemaz yang hanya terbungkus boxer tipis. Aku mulai mengocok dan juga menggerayangi pelernya.
Tangan Om Diemazpun tak mau diem, tangannya juga bergerilya menerobos celanaku. Kontolku yang sudah tegang dari tadi dikocok-kocok. Akupun bereaksi melepas kaos Om Diemaz, aku tak sabar menyerbu dadanya yang tebal. Aku langsung menyosor mengenyot putingnya yang besar-besar. Sementara mulutku ngenyot susu Om Diemaz, tanganku meremas-remas dadnya yang kanan. Aku makin menggila kayak anak yang sudah lama tidak disusuin ibunya. Om Diemazpun membantuku melepas seluruh pakaianku. Akhirnya aku sudah telanjang bulat, boxer Om Diemazpun akhirnya terlepas juga. Kontolnya yang hitam dan tak terlalu besar juga sudah keliatan menegang. Kita berdua sudah berbugil ria. Aku tak bosan-bosannya mengenyot putting Om Diemaz, Om Diemaz mendesah keenakan. Bibirku mulai naik keatas.
Aku cumbu bibir Om Diemaz, lidah kamipun saling bertaut, Om Diemaz memeluk erat tubuhku, kontol kami saling bergesekan. Mulut ini tak mau dilepas, kamu saling memadu nafsu, nafasnya yang terengah-engah membuat aku semakin liar memainkan lidahku dalam mulut Om Diemaz.
Tiba-tiba bel kamar berbunyi. Ting tong……ting tong!!!! Om Diemaz meminta aku menghentikan aksi ciuman kami. Dia lari kearah pintu dan membukakan pintunya. Seorang lelaki setengah tua berperawakan tinggi kekar dan berambut klimis masuk kedalam kamar. Lelaki itu begitu cakep karena keliatan putih dan juga badannya tegap. Mereka berdua berciuman bibir di depan pintu, Om Diemaz yang telanjang bulat menggelendot di pelukan laki-laki itu. Tangan laki-laki itupun mengocok kontol Om Diemaz yang tegang. Mereka mendekat padaku, Om Diemaz mencoba memperkenalkan laki-laki itu padaku. Laki-laki itu mengulurkan tangannya padaku “Zulfikar!!!!!”, ternyata laki-laki itu bernama Zulfikar.
Zulfikar minta ijin mandi dulu, karena dia berkeringat abis main golf. Sementara Zulfikar mandi, aku meneruskan aksiku dengan Om Diemaz. Akupun mulai memainkan lidahku di kontol Om Diemaz. Aku isep kontol itu dengan lahap, aku jilatin dari ujung kepalanya sampai ujung pangkalnya. Kadang aku kenyot kepala kontol Om Diemaz, Om Diemaz mengerang dan mendesah keenakan. Lalu aku turun kebawah menikmati pelernya yang menggelambir kebawah, kantong pelernya sudah keriput karena mungkin factor usia. Aku memasukan pelernya satu per satu kemulutku, lalu aku kulum-kulum. Om Diemaz memberontak kegelian. Lidahku yang nakal tak hanya berhenti disitu, aku mulai turun ke bawah lagi keselangkangannya. Aku mulai menjilatin selangkangan yang hitam itu. Om Diemaz mengerang panjang, dia benar-benar menikmati lidahku yang menari-nari diatas ass holenya.
Tiba-tiba dari arah kamar mandi Zulfikar keluar, aku sempat tertegun melihatnya. Badannya yang tinggi dan putih benar-benar padat dan kekar. Lengannya yang besar dihiasi ketiaknya yang berbulu lebat,dadanya yang atletispun dihiasi putingnya yang ranum. Aku tetap melanjutkan menjilati ass hole Om Diemaz, tiba-tiba Zulfikar mendekatiku dan langsung ngisep kontolku. Dia pelan-pelan memasukan kontolku kemulutnya, dengan lincah dia memainkan lidahnya. Aku mengerang keenakan. Aku tetap focus bermain dengan ass hole Om Diemaz, aku mulai memasukan jari-jariku ke dalam ass hole Om Diemaz. Dia mengerang kesakitan, tiba-tiba Zulfikar naik keatas setelah melepas kontolku. Kini dia sedang bercumbu dengan Om Diemaz. Mulut mereka saling beradu, tangan mereka saling memelintir putting masing-masing. Lalu Om Diemaz menyuruhku memasukan kontolku kedalam ass holenya.
Lubang Om Diemaz aku ludahi beberapa kali, setelah itu kontolku yang sudah mengeras aku arahkan ke bibir ass holenya. Lalu BLESSSSSSSSSSSSSS…………… Kontolku pelan-pelan merojok dalam ass hole Om Diemaz yang sudah longgar. Sementara itu, aku dengar aauuuuman Om Diemaz yang sedang berciuman bibir dengan Zulfikar. Aku mulai maju mundur menggerakan kontolku, Om Diemaz yang tadinya kesakitan, mulai mengerang keenakan. Bahkan dia sudah menggeliat kekanan dan kekiri menikmati goyangan kontolku. Zulfikar mulai turun ke bawah, dia menuju putting Om Diemaz, dia menggigit dan juga menghisap putting Om Diemaz. Om Diemaz teriak kesakitan karena Zulfikar menggigit dengan keras, dia juga meremas-remas buah dada Om Diemaz yang tak kalah besar dgn Julia peres itu. Hehehheehhe
Zulfikar memintaku untuk menghentikan aksiku, dia pengen gentian ngefuck Om Diemaz. Akupun mencabut kontolku dari lobang yang hangat itu. Lalu tanpa basa-basi Zulfikar langsung memasukan kontolnya dengan kasar, dia langsung BLEP……….. BLEP… BLEPPP…… Kontolnya langsung menusuk-nusuk Om Diemaz. Om Diemaz teriak kesakitan, namun Zulfikar tak mau menghentikan aksinya. Aku yang melihat badan putih dan atletis Zulfikar yang bermandikan keringat langsung aku seka dengan lidahku, aku menjilati dadanya dan juga menghisap putingnya, dia mengerang keenakan. Aku suruh dia menaikan kedua tangannya agar aku bias melihat kedua ketiaknya. Ketiaknya yang putih dan berbulu lebatpun tak luput dari lidahku. Aku jilati bulu-bulunya. Dia kegelian. Sepertinya dia sudah capek, dia mencabut kontolnya dan tiduran telentang. Dia meminta Om Diemaz untuk menduduki kontolnya.
Om Diemazpun langsung menduduki kontol Zulfikar, blesssssssssssssssssss……… sepertinya lobang Om Diemaz sudah longgar, dia memasukannya tanpa kendala. Lalu Om Diemaz menaik turunkan pantatnya, sementara Zulfikar juga mengikutinya menaik turunkan kontolnya. Zulfikar bener-bener sexy, kedua tangannya diletakkan dibelakang kepalanya sebagai bantal. Ketiaknya yang basah sangat membuat kontolku memberontak dan bangun. Tiba-tiba Om Diemaz mendahului ku, dia tiduran diatas dada Zulfikar dengan kontol Zulfikar masih menancap dipantatnya. Zulfikar menggerak2kan kontolnya masuk dalam ass hole. Sementara itu Om Diemaz menghisap pentil Zulfikar yang sexy, kedua tangannya mengelus-elus bulu ketek Zulfikar. Adegan itu tak berlangsung lama karena aku meminta Diemaz untuk mengemut kontolku. Om Diemaz kembali duduk, aku berdiri disampingnya, kontolku aku arahkan ke mulut Om Diemaz. Dia kegirangan menerima kontolku yang sedang tegang. Dia melumat abis kontolku, aku yang berdiri dan berkacak pinggang semakin horny melihat Zulfikar yang bergerak-gerak ngefuck Om Diemaz yang mulutnya aku jejali kontol.
Setelah itu, Zulfikar tiba-tiba berhenti menaik turunkan kontolnya. “Om Diemaz, dimasukin dua kontol sekaligus mau gak?” kata Zulfikar pada Diemaz. “Wow……boleh juga. Tapi pelan-pelan yah”. Zulfikar langsung mencabut kontolnya, aku disuruh tiduran telentang, lalu Om Diemaz menduduki kontolku dengan posisi menghadap ke aku. Lalu Zulfikar memasukan kontolnya yang panjang itu dari belakang. Awalnya Om Diemaz merasa kesakitan dan mencengkeram lenganku, pelan-pelan aku rasakan desakan dari kontol Zulfikar. Akhirnya kontol kami berdua berada didalam ass hole Om Diemaz. Pelan-pelan aku dan Zulfikar mulai menggerakan kontol kami, memang ngefuck satu lubang dengan dua kontol seperti ini tidak bisa leluasa seperti pas ngefuck sendiri, tapi lama-lama mudah juga. Aku yang berhadapan dengan Om Diemaz berciuman bibir, aku lumat bibir Om Diemaz yang sedang mengerang dan melenguh lenguh. Entah keenakan ataukah sedang menahan dua batang kontol di lubangnya.
Sementara itu Zulfikar dari belakang lebih leluasa maju mundurin kontolnya. Sementara itu tangannya tak henti-hentinya memelintir putting Om Diemaz.
Tiba-tiba wajah Zulfikar tambah garang, dia mulai dengan kasar menyerodok pantat Om Diemaz dan tiba-tiba ARGHHHHHHHHHHHH………… AKU MAU KELUAR………. OUHHHHHHHHHH………. OUHHHHHHH………………..
Aku bilang, tunggu dulu. Kita keluar bareng bareng. Tapi Zulfikar bilang, dia dah tidak kuasa lagi menahan dorongan spermanya yang akan muncrat. Dengan terus memaju mundurkan kontolnya dengan keras dan dalam, hingga kontolkupun tergesek kontolnya. Rasa panas kontolku bergesekan dengan kontol Zulfikar. Akhirnya tubuh Zulfikar bergetar getar dan kontolnya dibenamkan lebih dalam. CROTTTTTTTTTTTTT……………. CROTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT aku merasakan sperma Zulfikar meleleh di dalam ass hole Om Diemaz, kontolku bisa merasakan hangatnya sperma Zulfikar.
Aku semakin tambah horny, lidah Om Diemaz yang ada dalam mulutku aku gigit dan kulum, sementara itu, tanganku menepuk-nepuk pantat Om Diemaz, kontolku makin menderu merojok dalam ass hole Om Diemaz. Dan CROTTTTTTTTTTTTTTTT…………. CREEEEEEEETTTTTTTTTTT………. CRETTTTTTTTTTTT. Spermaku juga keluar cukup banyak sekali dalam ass hole Om Diemaz. Akupun langsung lunglai karena tenagaku habis untuk mengeluarkan cairan spermaku, seperti Zulfikar yang lemas dipunggung Om Diemaz. Lalu Om Diemazpun melepas ciumanku, dia meminta Zulfikar yang dari belakang memelintir putingnya, sementara tanganku disuruh mengocok kontolnya. Om Diemaz mendesah seperti bintang film panas yang mendongak-dongak keatas.
Lalu tiba-tiba CROTTTTTTTTTTTTT…………. CROOOOOOOOOOOTTTTTTTTT…. kontol Om Diemaz memuntahkan sperma di atas perut dan juga dadaku, dia lalu lunglai memeluk aku. Kita bertiga bener-bener lemes dan saling berpelukan.
Setelah beberapa saat, Zulfikar mencabut kontolnya dari lubang ass hole Om Diemaz,lalu dia berjalan menuju kamar mandi. Lalu Om Diemazpun mencabut ass holenya dari kontolku dan mengikuti Zulfikar dari belakang. Kemudian aku juga ikut ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Permainan dengan 2 pria dewasa tadi benar-benar gila.
Rasanya aku ingin nambah sekali lagi, tapi aku malu memintanya. Setelah mandi bersama, akhirnya Zulfikar pulang. Aku diminta Om Diemaz untuk tetap tinggal menemani dia. Lalu kami tidur, saat pagi bangun. Aku mengulangi sekali lagi bercinta dengan Om Diemaz. Aku menikmati betapa legitnya ass hole-nya, aku fuck dia. Lama aku ngefuck ass hole Om Diemaz. Gaya ayam panggang, dengan kedua kakinya diangkat ke pundakku, membuat aku leluasa menyodomi lubang ass hole Om Diemaz. Puas dengan gaya itu, aku menyuruh Om Diemaz menungging dan pantatnya agak dinaikkan ke atas, sementara kepalanya menyentuh tempat tidur.
Dengan gaya itu, aku leluasa memasukkan kontolku hingga semua batang kontolku masuk ambles ke dalam lubang ass hole Om Diemaz. Sesekali aku tepuk tepuk pantat Om Diemaz agar lubangnya bereaksi dan agak seret mencengkeram batang kontolku. Lalu karena dorongan pantatu waktu menyodomi, membuat Om Diemaz tertelungkup dan tubuhnya tiduran di kasur. Dengan posisi itu, batang kontolku terasa semakin dijepit kedua pantat Om Diemaz. Untungnya panjang kontolku cukup, sehingga saat aku menggerakkan kontolku tidak mudah tercabut dari lubang ass hole Om Diemaz. Lalu setelah puas dengan gaya menyodomi dari belakang, aku menyuruh Om Diemaz berdiri, dan menduduki kontolku. Aku hanya diam pasrah, sementara Om Diemaz bergoyang goyang bagaikan cowboy yang sednag menaiki kuda liar.
Agak lama dengan posisi duduk seperti itu, lalu aku ingin mengakhiri persetubuhan kali ini dnegan gaya favoritku, gaya ayam panggang. Aku angkat kedua kaki Om Diemaz dan aku rapatkan kakinya saat kontolku menusuk nusuk pantatnya. Akupun tak kuasa menahan desakan spermaku yang akan muncrat. Aku bilang ke Om Diemaz akan keluar dan ga tahan lagi. Om Diemazpun ikutan menggoyang goyang pantatnya dan dia meminta agar kalau mau keluar, kontolku dicabut dan diarahkan ke mulutnya. Dia ingin spermaku di keluarkan di mulutnya. Saat ejakulasi itu datang, aku mencabut kontolku dari pantat Om Diemaz dan segera mengarahkan ke depan mulutnya. Ada beberapa semburan yang mengarah tepat ke dalam mulut dan lidah Om Diemaz.
Beberapa semburan spermaku aku lihat agak kental. Dia menelannya sampai abis. Bahkan tetesan spermaku di pinggiran bibirnyapun dia sapu dengan lidahnya, dan dia telan dengan penuh nikmat. Aku benar-benar jatuh cinta dengan Om Diemaz.
Orangnya tidak cakep, tapi mukanya yang sangar membuat dia seperti lelaki tulen, apalagi ditunjang dengan postur tubuh dia yang muscle. Semua orang akan ngiler melihat dadanya yang besar. Aku sudah lama kenal dengan Om Diemaz, tapi kita belum pernah sempet ketemu. Akhirnya liburan di Malang ku ini aku isi dengan wisata syahwat.
Taxi yang aku tumpangi meluncur dari arah Arjosari menuju sebuah hotel di bilangan Blimbing yang kemarin menjadi tempat orgy partyku kemarin. Aku sibuk sms dengan bang Diemaz, dia bilang langsung naik aja kelantai 8, kamar 803. sesampainya di hotel aku langsung mencari kamar Om Diemaz.
Aku mengetuk pintu, lalu seorang lelaki setengah tua membuka pintu, dia hanya mengenakan boxer putih super ketat dan mini menggunakan atasan t-shirt fit body. Kaos yang digunakan memperlihatkan lekuk badannya yang aduhai. Dada berbidang besar menyembul seperti dada atlet binaraga, sedangkan lengannya yang kekar membuat aku pengen dipeluk. “Hallow Rafael, masuk yuk”. Om Diemaz mempersilahkan aku masuk.
Setelah ngobrol kesana kemari, Om Diemaz bilang bahwa dia menunggu temennya yang akan diajak join ML juga. Namun aku sudah tak tahan lagi melihat tubuh kekar Om Diemaz. Tanganku mulai bergerilya, merogoh kontol Om Diemaz yang hanya terbungkus boxer tipis. Aku mulai mengocok dan juga menggerayangi pelernya.
Tangan Om Diemazpun tak mau diem, tangannya juga bergerilya menerobos celanaku. Kontolku yang sudah tegang dari tadi dikocok-kocok. Akupun bereaksi melepas kaos Om Diemaz, aku tak sabar menyerbu dadanya yang tebal. Aku langsung menyosor mengenyot putingnya yang besar-besar. Sementara mulutku ngenyot susu Om Diemaz, tanganku meremas-remas dadnya yang kanan. Aku makin menggila kayak anak yang sudah lama tidak disusuin ibunya. Om Diemazpun membantuku melepas seluruh pakaianku. Akhirnya aku sudah telanjang bulat, boxer Om Diemazpun akhirnya terlepas juga. Kontolnya yang hitam dan tak terlalu besar juga sudah keliatan menegang. Kita berdua sudah berbugil ria. Aku tak bosan-bosannya mengenyot putting Om Diemaz, Om Diemaz mendesah keenakan. Bibirku mulai naik keatas.
Aku cumbu bibir Om Diemaz, lidah kamipun saling bertaut, Om Diemaz memeluk erat tubuhku, kontol kami saling bergesekan. Mulut ini tak mau dilepas, kamu saling memadu nafsu, nafasnya yang terengah-engah membuat aku semakin liar memainkan lidahku dalam mulut Om Diemaz.
Tiba-tiba bel kamar berbunyi. Ting tong……ting tong!!!! Om Diemaz meminta aku menghentikan aksi ciuman kami. Dia lari kearah pintu dan membukakan pintunya. Seorang lelaki setengah tua berperawakan tinggi kekar dan berambut klimis masuk kedalam kamar. Lelaki itu begitu cakep karena keliatan putih dan juga badannya tegap. Mereka berdua berciuman bibir di depan pintu, Om Diemaz yang telanjang bulat menggelendot di pelukan laki-laki itu. Tangan laki-laki itupun mengocok kontol Om Diemaz yang tegang. Mereka mendekat padaku, Om Diemaz mencoba memperkenalkan laki-laki itu padaku. Laki-laki itu mengulurkan tangannya padaku “Zulfikar!!!!!”, ternyata laki-laki itu bernama Zulfikar.
Zulfikar minta ijin mandi dulu, karena dia berkeringat abis main golf. Sementara Zulfikar mandi, aku meneruskan aksiku dengan Om Diemaz. Akupun mulai memainkan lidahku di kontol Om Diemaz. Aku isep kontol itu dengan lahap, aku jilatin dari ujung kepalanya sampai ujung pangkalnya. Kadang aku kenyot kepala kontol Om Diemaz, Om Diemaz mengerang dan mendesah keenakan. Lalu aku turun kebawah menikmati pelernya yang menggelambir kebawah, kantong pelernya sudah keriput karena mungkin factor usia. Aku memasukan pelernya satu per satu kemulutku, lalu aku kulum-kulum. Om Diemaz memberontak kegelian. Lidahku yang nakal tak hanya berhenti disitu, aku mulai turun ke bawah lagi keselangkangannya. Aku mulai menjilatin selangkangan yang hitam itu. Om Diemaz mengerang panjang, dia benar-benar menikmati lidahku yang menari-nari diatas ass holenya.
Tiba-tiba dari arah kamar mandi Zulfikar keluar, aku sempat tertegun melihatnya. Badannya yang tinggi dan putih benar-benar padat dan kekar. Lengannya yang besar dihiasi ketiaknya yang berbulu lebat,dadanya yang atletispun dihiasi putingnya yang ranum. Aku tetap melanjutkan menjilati ass hole Om Diemaz, tiba-tiba Zulfikar mendekatiku dan langsung ngisep kontolku. Dia pelan-pelan memasukan kontolku kemulutnya, dengan lincah dia memainkan lidahnya. Aku mengerang keenakan. Aku tetap focus bermain dengan ass hole Om Diemaz, aku mulai memasukan jari-jariku ke dalam ass hole Om Diemaz. Dia mengerang kesakitan, tiba-tiba Zulfikar naik keatas setelah melepas kontolku. Kini dia sedang bercumbu dengan Om Diemaz. Mulut mereka saling beradu, tangan mereka saling memelintir putting masing-masing. Lalu Om Diemaz menyuruhku memasukan kontolku kedalam ass holenya.
Lubang Om Diemaz aku ludahi beberapa kali, setelah itu kontolku yang sudah mengeras aku arahkan ke bibir ass holenya. Lalu BLESSSSSSSSSSSSSS…………… Kontolku pelan-pelan merojok dalam ass hole Om Diemaz yang sudah longgar. Sementara itu, aku dengar aauuuuman Om Diemaz yang sedang berciuman bibir dengan Zulfikar. Aku mulai maju mundur menggerakan kontolku, Om Diemaz yang tadinya kesakitan, mulai mengerang keenakan. Bahkan dia sudah menggeliat kekanan dan kekiri menikmati goyangan kontolku. Zulfikar mulai turun ke bawah, dia menuju putting Om Diemaz, dia menggigit dan juga menghisap putting Om Diemaz. Om Diemaz teriak kesakitan karena Zulfikar menggigit dengan keras, dia juga meremas-remas buah dada Om Diemaz yang tak kalah besar dgn Julia peres itu. Hehehheehhe
Zulfikar memintaku untuk menghentikan aksiku, dia pengen gentian ngefuck Om Diemaz. Akupun mencabut kontolku dari lobang yang hangat itu. Lalu tanpa basa-basi Zulfikar langsung memasukan kontolnya dengan kasar, dia langsung BLEP……….. BLEP… BLEPPP…… Kontolnya langsung menusuk-nusuk Om Diemaz. Om Diemaz teriak kesakitan, namun Zulfikar tak mau menghentikan aksinya. Aku yang melihat badan putih dan atletis Zulfikar yang bermandikan keringat langsung aku seka dengan lidahku, aku menjilati dadanya dan juga menghisap putingnya, dia mengerang keenakan. Aku suruh dia menaikan kedua tangannya agar aku bias melihat kedua ketiaknya. Ketiaknya yang putih dan berbulu lebatpun tak luput dari lidahku. Aku jilati bulu-bulunya. Dia kegelian. Sepertinya dia sudah capek, dia mencabut kontolnya dan tiduran telentang. Dia meminta Om Diemaz untuk menduduki kontolnya.
Om Diemazpun langsung menduduki kontol Zulfikar, blesssssssssssssssssss……… sepertinya lobang Om Diemaz sudah longgar, dia memasukannya tanpa kendala. Lalu Om Diemaz menaik turunkan pantatnya, sementara Zulfikar juga mengikutinya menaik turunkan kontolnya. Zulfikar bener-bener sexy, kedua tangannya diletakkan dibelakang kepalanya sebagai bantal. Ketiaknya yang basah sangat membuat kontolku memberontak dan bangun. Tiba-tiba Om Diemaz mendahului ku, dia tiduran diatas dada Zulfikar dengan kontol Zulfikar masih menancap dipantatnya. Zulfikar menggerak2kan kontolnya masuk dalam ass hole. Sementara itu Om Diemaz menghisap pentil Zulfikar yang sexy, kedua tangannya mengelus-elus bulu ketek Zulfikar. Adegan itu tak berlangsung lama karena aku meminta Diemaz untuk mengemut kontolku. Om Diemaz kembali duduk, aku berdiri disampingnya, kontolku aku arahkan ke mulut Om Diemaz. Dia kegirangan menerima kontolku yang sedang tegang. Dia melumat abis kontolku, aku yang berdiri dan berkacak pinggang semakin horny melihat Zulfikar yang bergerak-gerak ngefuck Om Diemaz yang mulutnya aku jejali kontol.
Setelah itu, Zulfikar tiba-tiba berhenti menaik turunkan kontolnya. “Om Diemaz, dimasukin dua kontol sekaligus mau gak?” kata Zulfikar pada Diemaz. “Wow……boleh juga. Tapi pelan-pelan yah”. Zulfikar langsung mencabut kontolnya, aku disuruh tiduran telentang, lalu Om Diemaz menduduki kontolku dengan posisi menghadap ke aku. Lalu Zulfikar memasukan kontolnya yang panjang itu dari belakang. Awalnya Om Diemaz merasa kesakitan dan mencengkeram lenganku, pelan-pelan aku rasakan desakan dari kontol Zulfikar. Akhirnya kontol kami berdua berada didalam ass hole Om Diemaz. Pelan-pelan aku dan Zulfikar mulai menggerakan kontol kami, memang ngefuck satu lubang dengan dua kontol seperti ini tidak bisa leluasa seperti pas ngefuck sendiri, tapi lama-lama mudah juga. Aku yang berhadapan dengan Om Diemaz berciuman bibir, aku lumat bibir Om Diemaz yang sedang mengerang dan melenguh lenguh. Entah keenakan ataukah sedang menahan dua batang kontol di lubangnya.
Sementara itu Zulfikar dari belakang lebih leluasa maju mundurin kontolnya. Sementara itu tangannya tak henti-hentinya memelintir putting Om Diemaz.
Tiba-tiba wajah Zulfikar tambah garang, dia mulai dengan kasar menyerodok pantat Om Diemaz dan tiba-tiba ARGHHHHHHHHHHHH………… AKU MAU KELUAR………. OUHHHHHHHHHH………. OUHHHHHHH………………..
Aku bilang, tunggu dulu. Kita keluar bareng bareng. Tapi Zulfikar bilang, dia dah tidak kuasa lagi menahan dorongan spermanya yang akan muncrat. Dengan terus memaju mundurkan kontolnya dengan keras dan dalam, hingga kontolkupun tergesek kontolnya. Rasa panas kontolku bergesekan dengan kontol Zulfikar. Akhirnya tubuh Zulfikar bergetar getar dan kontolnya dibenamkan lebih dalam. CROTTTTTTTTTTTTT……………. CROTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT aku merasakan sperma Zulfikar meleleh di dalam ass hole Om Diemaz, kontolku bisa merasakan hangatnya sperma Zulfikar.
Aku semakin tambah horny, lidah Om Diemaz yang ada dalam mulutku aku gigit dan kulum, sementara itu, tanganku menepuk-nepuk pantat Om Diemaz, kontolku makin menderu merojok dalam ass hole Om Diemaz. Dan CROTTTTTTTTTTTTTTTT…………. CREEEEEEEETTTTTTTTTTT………. CRETTTTTTTTTTTT. Spermaku juga keluar cukup banyak sekali dalam ass hole Om Diemaz. Akupun langsung lunglai karena tenagaku habis untuk mengeluarkan cairan spermaku, seperti Zulfikar yang lemas dipunggung Om Diemaz. Lalu Om Diemazpun melepas ciumanku, dia meminta Zulfikar yang dari belakang memelintir putingnya, sementara tanganku disuruh mengocok kontolnya. Om Diemaz mendesah seperti bintang film panas yang mendongak-dongak keatas.
Lalu tiba-tiba CROTTTTTTTTTTTTT…………. CROOOOOOOOOOOTTTTTTTTT…. kontol Om Diemaz memuntahkan sperma di atas perut dan juga dadaku, dia lalu lunglai memeluk aku. Kita bertiga bener-bener lemes dan saling berpelukan.
Setelah beberapa saat, Zulfikar mencabut kontolnya dari lubang ass hole Om Diemaz,lalu dia berjalan menuju kamar mandi. Lalu Om Diemazpun mencabut ass holenya dari kontolku dan mengikuti Zulfikar dari belakang. Kemudian aku juga ikut ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Permainan dengan 2 pria dewasa tadi benar-benar gila.
Rasanya aku ingin nambah sekali lagi, tapi aku malu memintanya. Setelah mandi bersama, akhirnya Zulfikar pulang. Aku diminta Om Diemaz untuk tetap tinggal menemani dia. Lalu kami tidur, saat pagi bangun. Aku mengulangi sekali lagi bercinta dengan Om Diemaz. Aku menikmati betapa legitnya ass hole-nya, aku fuck dia. Lama aku ngefuck ass hole Om Diemaz. Gaya ayam panggang, dengan kedua kakinya diangkat ke pundakku, membuat aku leluasa menyodomi lubang ass hole Om Diemaz. Puas dengan gaya itu, aku menyuruh Om Diemaz menungging dan pantatnya agak dinaikkan ke atas, sementara kepalanya menyentuh tempat tidur.
Dengan gaya itu, aku leluasa memasukkan kontolku hingga semua batang kontolku masuk ambles ke dalam lubang ass hole Om Diemaz. Sesekali aku tepuk tepuk pantat Om Diemaz agar lubangnya bereaksi dan agak seret mencengkeram batang kontolku. Lalu karena dorongan pantatu waktu menyodomi, membuat Om Diemaz tertelungkup dan tubuhnya tiduran di kasur. Dengan posisi itu, batang kontolku terasa semakin dijepit kedua pantat Om Diemaz. Untungnya panjang kontolku cukup, sehingga saat aku menggerakkan kontolku tidak mudah tercabut dari lubang ass hole Om Diemaz. Lalu setelah puas dengan gaya menyodomi dari belakang, aku menyuruh Om Diemaz berdiri, dan menduduki kontolku. Aku hanya diam pasrah, sementara Om Diemaz bergoyang goyang bagaikan cowboy yang sednag menaiki kuda liar.
Agak lama dengan posisi duduk seperti itu, lalu aku ingin mengakhiri persetubuhan kali ini dnegan gaya favoritku, gaya ayam panggang. Aku angkat kedua kaki Om Diemaz dan aku rapatkan kakinya saat kontolku menusuk nusuk pantatnya. Akupun tak kuasa menahan desakan spermaku yang akan muncrat. Aku bilang ke Om Diemaz akan keluar dan ga tahan lagi. Om Diemazpun ikutan menggoyang goyang pantatnya dan dia meminta agar kalau mau keluar, kontolku dicabut dan diarahkan ke mulutnya. Dia ingin spermaku di keluarkan di mulutnya. Saat ejakulasi itu datang, aku mencabut kontolku dari pantat Om Diemaz dan segera mengarahkan ke depan mulutnya. Ada beberapa semburan yang mengarah tepat ke dalam mulut dan lidah Om Diemaz.
Beberapa semburan spermaku aku lihat agak kental. Dia menelannya sampai abis. Bahkan tetesan spermaku di pinggiran bibirnyapun dia sapu dengan lidahnya, dan dia telan dengan penuh nikmat. Aku benar-benar jatuh cinta dengan Om Diemaz.